Selasa, 08 Januari 2013

Interaksi Sosial dalam Dinamika Sosial Budaya


.    A. Faktor Pendorong Terjadinya interaksi Sosial
1.      Pengertian Interaksi Sosial
Dalam studi sosiologi interaksi social merupakan suatu bentuk hubungan dan pengaruh timbal balik antara individu dengan individu, individu dengan kelompok individu, dan hubungan antara kelompok individu dengan kelompok yang ada di dalam masyarakat. Sebaliknya dengan interaksi social akan memungkinkan terjadinya perubahan-perubahan di dalam masyarakat yang akan membentuk hal-hal baru yang membuat dinamika masyarakat menjadi hidup. Makin luas jangkauan interaksi suatu masyarakat maka makin banyak proses alih pengetahuan dan teknologi yang dapat diserap dari masyarakat yang lain.
Manusia dalam hidupnya tidak akan terlepas dari interaksi dengan manusia yang lain. Hal ini disebabkan adanya dorongan-dorongan, baik dorongan internal maupun dorongan eksternal. Adapun dorongan eksternal yaitu dorongan yang berasal dari luar diri seseorang antara lain dorongan untuk mengembangkan keturunan, dorongan untuk menjalankan aktivitas bersama, dorongan untuk mempertahankan kehidupannya terutama dari serangan bintang buas dan suku bangsa yang lain sertaa dorongan-dorongan social lainnya. Adapun dorongan internal yaitu dorongan yang berasal dari dalam diri seseorang antara lain factor-faktor seperti berikut :
a.       Adanya Simpati
Pada dasarnya dorongan manusia untuk melakukan interaksi dengan orang lain salah satunya karena orang merasa tertarik dengan orang tersebut. Dalam suatu interaksi social pengaruh psikis yang paling mendasar adalah rasa simpati seseorang terhadap orang lain. Pada dasarnya simpati adalah suatu sikap tertarik kepada orang lain karena suatu hal mungkin karena menarik penampilannya.
b.      Adanya Motivasi
Dari proses simpati dapat memunculkan dorongan atau motivasi bagi orang untuk melakukan komunikasi. Motivasi ini terjadi dalam bentuk motivasi ekonomi, motivasi social budaya maupun motivasi-motivasi idiologis tergantung dari konteks hubungan antara pihak yang satu dengan pihak yang lain. Apabila kita teliti dengan seksama, bahwa motivasi dalam suatu interaksi social adalah dorongan yang ada pada diri seseorang yang mendasari orang-orang melakukan perbuatan. Motif ini muncul karena pertimbangan rasionalitas.
c.       Adanya empati
Ada kalanya proses interaksi terlepas dari dorongan rasionalitas manusia melainkan karena dorongan perasaan yang memungkinkan seseorang mau melaksanakan aktifitas komunikasi dengan pihak lain. Empati pada hakikatnya adalah kelanjutan dari rasa simpati yang berupa perbuatan nyata untuk mewujudkan rasa simpatinya.
d.      Adanya sugesti
Lain dengan factor empati, sugesti justru muncul karena pertimbangan rasional. Ini terjadi apabila kita telah menaruh kepercayaan yang besar kepada seseorang atau pihak tertentu, maka tanpa berpikir panjang arahan dari orang yang dapat dipercaya ini akan kita ikuti dan seringkali hasilnya adalah menguntungkan.
e.       Adanya imitasi
Awal dari proses imitasi adalah proses simpati yaitu karena tertarik sebagai peruwujudan dari persamaan ide suatu hal, maka yang terjadi adalah keinginan untuk meniru. Pada dasarnya yang dimaksud imitasi adalah suatu keinginan  seseorang untuk meniru segala sesuatu yang ada pada diri orang lain. Hal ini disebabkan oleh adanya minat, perhatian atas sikap menggagumi terhadap pihak lain yang dianggap cocok.
f.       Adanya identifikasi
Proses identifikasi pada dasar nya merupakan suatu proses untuk menjadikan diri kita sama dengan kebanyakan orang di sekitar kita. Proses ini berbeda dengan proses imitasi yaitu bahwa proses identifikasi peniruan itu secara global, tidak secara mendetail seperti pada proses imitasi.
2.      Interaksi dan proses social
Proses social pada dasarnya merupakan proses berinteraksinya seluruh komponen dalam masyarakat hingga mewujudkan suatu perubahan-perubahan dalam kurun waktu tertentu. Sebagai contoh yang sederhana proses social didalam keluarga yaitu manakala semua anggota keluarga mulai menjalankan aktifitas mereka masing-masing dengan komunikasi dan hubungan timbal balik antar komponen dalam keluarga itu hingga mewujudkan perubahan keadaan didalam keluarga. Misalnya peningkatan kesejahteraan keluarga. Dalam rangka memenuhi kebutuhan hidup seorang individu memerlukan keberadaan orang lain sebagai partner, tetapi disisi lain dalam rangka pemenuhan kebutuhan hidup manusia lain justru menjadi saingan. Proses seperti ini lah yang dinamakan proses asosiatif dan proses desosiatif dalam suatu interaksi social.
Adapun bentuk-bentuk interaksi social di dalam proses social asosiatif meliputi:
a)      Kooperasi
Pada hakikatnya kooperasi atau kerjasama adalah aktifitas yang melibatkan beberapa kelompok social yang ada sebagai upaya mencapai tujuan bersama.
b)      Akomodasi
Terjadi setelah ada keregangan antara pihak yang satu dengan pihak yang lain yang bertikai guna mernormalisasikan hubungan baik diantara kedua belah pihak.
c)      Asimilasi
Dalam proses social asosiatif salah satunya adalah proses asimilasi. Proses ini menggambarkan proses hubungan timbal balik yang damai dan akrab sehingga membentuk sesuatu percampuran secara perlahan tetapi homogen dengan tanpa paksaan apapun.

Dalam pergaulan sehari-hari hubungan antara individu dan antara kelompok individu dalam masyarakat tidak selamanya selalu bersifat asosiatif yang serba saling menguntungkan tetapi juga terjadi proses social yang saling kontra atau proses disosiatif. Adapun macam-macam proses social disosiatif antara lain:
a)      Kompetisi
Kompetisi adalah bentuk hubungan saling bersaing untuk memperebutkan sesuatu yang sifatnya terbatas. Misalnya kompetisi sepakbola ASEAN, kompetisi bola basket nasional atau kompetisi antar pedagang yang sejenis dalam satu lingkungan.
b)      Konflik atau pertikaian
Pada dasarnya konflik social merupakan salah satu bentuk proses social disosiatif yang di tandai dengan adanya persaingan yang disertai dengan pertikaian atau benturan-benturan fisik baik dalam skala besar maupun dalam skala kecil. Konflik social ini dapat bersifat individual maupun konflik kelompok. Salah satu hal yang menjadi ciri khusus konflik adalah bentuk-bentuk hubungan itu saling menghancurkan.

Sumber belajar :
Tim MGMP Sosiologi Kota Pekanbaru. 2006. Panduan Pembelajaran Sosiologi Untuk SMA/MA Kelas X. Pekanbaru: Mediatama

Tidak ada komentar:

Posting Komentar